Selasa, 22 November 2016

Tahukah kamu tentang apa itu "Atribusi"

ATRIBUSI

Pernahkah kalian mendengar kata atribusi? Sudahkah kalian mengetahui tentang atribusi itu sendiri? Berikut kami akan ulas tentang atribusi dalam perspektif Psikologi Sosial.
Atribusi memiliki pengertian : Menmperkirakan apa yang menyebabkan orang lain berperilaku tertentu. Atribusi sendiri terbagi menjadi dua, eksternal dan internal. Atribusi eksternal yaitu membebankan kepada hal di luar diri. Sedangkan atribusi internal adalah membebankan kepada diri sendiri.
Teori Atribusi : Teori menjelaskan sebab – sebab terjadinya suatu perilaku, yaitu bagaimana seseorang emnggambarkan perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor internal atau eksternal. Teori (Atribusi) ini pertama kali dibuat oleh Frist Heider.
Ada 3 Teori utama Atribusi :
1.       Theory Naive Psychology, Heider (1958)
Disebut naive atau intuitive karena menurut Fritz Heider manusia sebenarnya punya potensi dasar dalam memahami sebab – sebab perilaku. Heider membagi dua jenis atribusi :
A.      Internal (dispositional) attribution. Yaitu suatu perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor disposisional seperti karakter, watak, sikap yang dimiliki individu itu sendiri.
B.      Eksternal (Situational) attribution. Yaitu suatu perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor situasional seperti karena situasi tertentumotif politis, sosial, ekonomi, dsb.
Erick Fromm : Kepribadian terdiri atas dua bagian :
1)      Berasal dari hereditas / keturunan : Tempramen, Kecerdasan, Bakat.
2)      Berasal dari pengalaman / lingkungan : Karakter, Pengetahuan, Skills.

2.       Theory of Correspondent Inference, Jones & Davis’s (1965)
Teori Correspondent Inference menjelaskan bagaimana individu menyimpulkan perilaku seseorang itu berkaitan dengan hal – hal yang mendasarinya atau sifat – sifat kepribadiannya.
Untuk memperoleh kesimpulan yang cocok ( yaitu perilaku yang mencerminkan sifat – sifat dasar seseorang ), kita perlu memusatkan perhatian pada :
1)      Perilaku yang dipilih sendiri oleh individu yang bersangkutan
2)      Perilaku yang menimbulkan keunikan atau non-common effect
3)      Perilaku yang memiliki social desireability rendah, yaitu perilaku yang tidak diinginkan oleh orang secara umum.

3.       Theory Covariation Model, Kelley’s (1967)
Teori ini merupakan teori atribusi yang paling dikenal. Teori ini desbut juga “Causal Attribution Theory”. Yaitu orang menandai sebab suatu perilaku dengan cara mengidentifikasikan faktor – faktor yang dekat dengan perilaku itu.

Menurut Kelley, perilaku disebabkan oleh tiga faktor : Internal, Eksternal, dan Internal – Eksternal. Untuk mengetahui penyebab perilaku tersebut, kelley menggunakan 3 determinasi, yaitu : Consensus,Consistency,Distinctiveness.

1)      Consensus (Kelaziman), yaitu bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingkan dengan orang lain terhadap stimulus tertentu. Contohnya, ketika dimarahi ayahnya setiap anak akan diam dan menunduk, tetapi si A justru kembali marah dan membelalakan mata nya. Atau guru SL susah dipahami oleh rekan – rekannya, karena perilaku nya selalu berbeda dengan guru – guru lainnya. Consensus (kelaziman) tidak selamanya negative, ada juga yang positive.
2)      Consistency, yaitu bagaimana seseorang bereaksi (berperilaku) terhadap stimulus yang sama dalam situasi berbeda. Bila seseorang bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus yang sama pada situasi berbeda maka orang tersebut memiliki konsistensi tinggi.
3)      Distinctiveness (Kekhususan/daya beda), yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap stmulus atau situasi yang berbeda – beda dengan car yang berbeda – beda. Bila seseorang bereaksi terhadap stimulus yang berbeda – beda dengan cara yang sama, maka ia memiliki distinctiveness yang rendah (daya beda rendah). Misalnya : Berbicara dengan teman dan guru nya dengan cara yang sama (sama-sama kasar).

Menurut Kelley, atribusi internal, eksternal, internal – eksternal, memiliki corak determinasi yang berbeda.


Atribusi Internal
Atribusi Eksternal
Atribusi Int - Eks
Konsensus
Rendah
Tinggi
Rendah
Konsistensi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Distinctiveness
Rendah
Tinggi
Tinggi

Faktor Kesalahan Atribusi
Terdapat tiga faktor kesalahan, yaitu :
1.       Fundamental Attribution Error, yaitu sumber kesalahan karena individu hanya fokus pada faktor internal orang itu. Misalnya : Secara kebetulan seorang wanita berhubungan beberapa kali dengan laki – laki brengsek, lalu perempuan tersebut mengatakan bahwa semua laki – laki itu brengsek.
2.       Actor Observer Effect, yaitu orang memandang perilaku orang lain disebaban karena faktor internal observer saja, dia tidak mencoba mengolaborasi faktor – faktor eksternal yang mungkin menjadi penyebab terjadinya perilaku itu. Misalnya : ketika terjadi kecelakaan anda mengatakan bahwa korban tidak hati – hati dalam berkendara.

3.       Self Serving Bias, yaitu orang memandang bahwa dirinya tidak dapat berbuat salah. Ketika individu sukses ia mengatakan itu karena kehebatan dirinya, ketika mengalami kegagalan  ia mengatakan itu karena perbuatan orang lain yang tidak suka kepadanya. Orang berbuat seperti itu karena ingin mempertahankan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar