ATRIBUSI
Pernahkah
kalian mendengar kata atribusi? Sudahkah kalian mengetahui tentang atribusi itu
sendiri? Berikut kami akan ulas tentang atribusi dalam perspektif Psikologi
Sosial.
Atribusi
memiliki pengertian : Menmperkirakan apa yang menyebabkan orang lain
berperilaku tertentu. Atribusi sendiri terbagi menjadi dua, eksternal dan
internal. Atribusi eksternal yaitu membebankan kepada hal di luar diri.
Sedangkan atribusi internal adalah membebankan kepada diri sendiri.
Teori Atribusi
: Teori menjelaskan sebab – sebab terjadinya suatu perilaku, yaitu bagaimana
seseorang emnggambarkan perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor internal
atau eksternal. Teori (Atribusi) ini pertama kali dibuat oleh Frist Heider.
Ada 3 Teori
utama Atribusi :
1. Theory Naive Psychology, Heider (1958)
Disebut naive atau intuitive karena menurut Fritz
Heider manusia sebenarnya punya potensi dasar dalam memahami sebab – sebab
perilaku. Heider membagi dua jenis atribusi :
A.
Internal (dispositional) attribution. Yaitu
suatu perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor disposisional seperti
karakter, watak, sikap yang dimiliki individu itu sendiri.
B.
Eksternal (Situational) attribution. Yaitu suatu
perilaku itu disebabkan oleh faktor – faktor situasional seperti karena situasi
tertentumotif politis, sosial, ekonomi, dsb.
Erick Fromm : Kepribadian
terdiri atas dua bagian :
1)
Berasal dari hereditas / keturunan : Tempramen,
Kecerdasan, Bakat.
2)
Berasal dari pengalaman / lingkungan : Karakter,
Pengetahuan, Skills.
2. Theory of Correspondent Inference, Jones
& Davis’s (1965)
Teori Correspondent Inference menjelaskan bagaimana
individu menyimpulkan perilaku seseorang itu berkaitan dengan hal – hal yang
mendasarinya atau sifat – sifat kepribadiannya.
Untuk memperoleh kesimpulan yang cocok ( yaitu
perilaku yang mencerminkan sifat – sifat dasar seseorang ), kita perlu
memusatkan perhatian pada :
1)
Perilaku yang dipilih sendiri oleh individu yang
bersangkutan
2)
Perilaku yang menimbulkan keunikan atau
non-common effect
3)
Perilaku yang memiliki social desireability rendah,
yaitu perilaku yang tidak diinginkan oleh orang secara umum.
3. Theory Covariation Model, Kelley’s (1967)
Teori ini merupakan teori atribusi yang paling
dikenal. Teori ini desbut juga “Causal Attribution Theory”. Yaitu orang
menandai sebab suatu perilaku dengan cara mengidentifikasikan faktor – faktor
yang dekat dengan perilaku itu.
Menurut Kelley, perilaku disebabkan oleh tiga faktor :
Internal, Eksternal, dan Internal – Eksternal. Untuk mengetahui penyebab
perilaku tersebut, kelley menggunakan 3 determinasi, yaitu :
Consensus,Consistency,Distinctiveness.
1)
Consensus (Kelaziman), yaitu bagaimana seseorang
bereaksi bila dibandingkan dengan orang lain terhadap stimulus tertentu.
Contohnya, ketika dimarahi ayahnya setiap anak akan diam dan menunduk, tetapi
si A justru kembali marah dan membelalakan mata nya. Atau guru SL susah
dipahami oleh rekan – rekannya, karena perilaku nya selalu berbeda dengan guru
– guru lainnya. Consensus (kelaziman) tidak selamanya negative, ada juga yang
positive.
2)
Consistency, yaitu bagaimana seseorang bereaksi (berperilaku)
terhadap stimulus yang sama dalam situasi berbeda. Bila seseorang bereaksi
dengan cara yang sama terhadap stimulus yang sama pada situasi berbeda maka
orang tersebut memiliki konsistensi tinggi.
3)
Distinctiveness (Kekhususan/daya beda), yaitu
bagaimana seseorang bereaksi terhadap stmulus atau situasi yang berbeda – beda
dengan car yang berbeda – beda. Bila seseorang bereaksi terhadap stimulus yang
berbeda – beda dengan cara yang sama, maka ia memiliki distinctiveness yang
rendah (daya beda rendah). Misalnya : Berbicara dengan teman dan guru nya
dengan cara yang sama (sama-sama kasar).
Menurut Kelley, atribusi internal, eksternal, internal
– eksternal, memiliki corak determinasi yang berbeda.
|
Atribusi Internal
|
Atribusi Eksternal
|
Atribusi Int - Eks
|
Konsensus
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Konsistensi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Distinctiveness
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Faktor Kesalahan Atribusi
Terdapat tiga faktor kesalahan, yaitu :
1.
Fundamental
Attribution Error, yaitu sumber kesalahan karena individu hanya fokus pada
faktor internal orang itu. Misalnya : Secara kebetulan seorang wanita berhubungan
beberapa kali dengan laki – laki brengsek, lalu perempuan tersebut mengatakan
bahwa semua laki – laki itu brengsek.
2.
Actor
Observer Effect, yaitu orang memandang perilaku orang lain disebaban karena
faktor internal observer saja, dia tidak mencoba mengolaborasi faktor – faktor eksternal
yang mungkin menjadi penyebab terjadinya perilaku itu. Misalnya : ketika
terjadi kecelakaan anda mengatakan bahwa korban tidak hati – hati dalam
berkendara.
3.
Self
Serving Bias, yaitu orang memandang bahwa dirinya tidak dapat berbuat
salah. Ketika individu sukses ia mengatakan itu karena kehebatan dirinya,
ketika mengalami kegagalan ia mengatakan
itu karena perbuatan orang lain yang tidak suka kepadanya. Orang berbuat
seperti itu karena ingin mempertahankan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar