ANTAGONISME KELOMPOK ( Sikap
kelompok yang bertentangan dengan norma sosial )
STEREOTIP :
·
Suatu anggapan yang menggenalisir (berangkat
dari kognitif) kalau prasangka dari afektif.
·
Yaitu keyakinan tentang sifat – sifat pribadi
yang dimiliki individu dalam kelompok kategori sosial.
·
Terbentuk dari aspek kognitif
·
Callhoun & Accocella (1990) : Setereotip
melebih – lebihkan perbedaan antar kelompok. Stereotip seringkali mengandung
anggapan yang tidak terbukti bahwa perilaku kelompok ditentukan oleh bentuk
fisik.
·
Locke & Johnston (2001) : Dalam Stereotip
individu membentuk kesan tanpa disertai proses mental, sehingga keakuratan
stereotip tergantung perceivers.
PRASANGKA :
·
Merupakan komponen afektif atau komponen
evaluatif dari organisme kelompok.
·
Prasangka memiliki kualitas tambahan berupa
penilaian pendahuluan.
DISKRIMINASI :
·
Merupakan komponen perilaku dari antagonisme
kelompok
·
Perilaku menerima – menolak seseorang
berdasarkan keanggotaan kelompok
·
Memperlakukan sekumpulan masyarakat sebagai
warga negara kelas kedua karena status kesukuannya.
PENDEKATAN TEORETIK :
A. Group
Conflict Theories
·
Konflik antar kelompok ditentukan oleh kegunaan
nilai dan penggunan simbol yang berbeda antar kelompok.
·
Talcot Parsons : Dalam memandang masyarakat luas
harus integratif, dan perilaku sosial kelompok dipengaruhi oleh nilai dan
kebudayaannya.
·
Nilai kebudayaan dapat menjiwai kepribadian,
sehingga mempengaruhi struktur kepribadian dalam menerapkan peranan sosialnya.
B. Social
Learning Theories
·
Memandang prasangka sebagai sesuatu yang dipelajari
sebagaimana mempelajari nilai – nilai sosial yang lain.
C. Cognitive
Theories
·
Sears dkk (1988) : Proses kognitif seperti
kategorisasi, penonjolan, dan skema berperan dalam pembentukan prasangka.
(bermula dari diri sendiri, sesuai kehendak kognitifnya).
D. Psychodinamic
Theories
·
Prasangka sebagai agresi yang dialihkan.
Pengalihan terjadi bila sumber frustasi tidak dapat diserang karena ada rasa
takut atau sumber tidak ada.
Faktor – Faktor Prasangka :
·
Pendidikan anak oleh orangtua, peran orangtua
memiliki nilai – nilai tradisional (family ideologi) yang menentukan konsep
prasangka. Penelitian membuktikan bahwa nilai – nilai dan norma – norma yang
diajarkan orangtua memiliki korelasi tinggi dengan norma – norma dan nilai –
nilai yang dijabarkan oleh anaknya.
·
Kepribadian, pada kepribadian otoriter terlihat
bahwa pembentukan konsep prasangka berkorelasi tinggi dengan pengambilan
keputusan, terutama prasangka secara ekstrim.
·
Pendidikan dan Status, semakin tinggi pendidikan
dan status akan mereduksi prasangka, Misal : Semakin tinggi status sosial,
perasaan superioritas akan semakin rendah prasangka.
·
Peran kelompok, Kelompok yang memiliki norma dan
nilai tersendiri rentan terjadi prasangka.
·
Peran Politik dan Ekonomi, Politik dan ekonomi
sangat mendominasi pembentukan prasangka.
·
Peran Komunikasi, Komponen kognitif dan afektif
banyak dipengaruhi media, dan komunikasi yang bersifat face to face akan
mengurangi prasangka.
·
Peran Hubungan (Kontak langsung), Beberapa
penelitian menunjukan bahwa kontak langsung dapat mengurangi prasangka dan
stereotip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar